Halaman

Selasa, 16 Oktober 2012

PROPOSAL PENELITIAN SKRIPSI

CONTOH PROPOSAL PENELITIAN BUNI....


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Alloh Tuhan Semesta Alam. Atas rahmat dan karunia-Nya penulis diberi kekuatan dan kesanggupan untuk menyelesaikan penulisan proposal penelitian sebagai syarat untuk melakukan penelitian mahasiswa. Shalawat dan salam semoga Alloh curah limpahkan kepada Nabi dan Rosul Alloh, Muhammad SAW.
Penulisan proposal ini diawali oleh sebuah refleksi atau renungan terhadap fenomena kehidupan yang ada, baik sebagai individu maupun makhluk sosial. Selanjutnya penulis berharap banyak dengan diawali oleh penulisan proposal penelitian ini, semoga dapat berkemang menjadi langkah dalam memecahkan masalah-maslah yang terkait dengan fenomena tersebut.
Disadari atau tidak, dalam penulisan proposal ini banyak pihak yang terlibat dan sedikit-banyak telah memberikan sumbangsinya baik moral, materil maupun imateril. Untuk itu penulis haturkan banyak terima kasih atas partisipasi yang telah diberikan hingga selesainya penulisan ini.
Dengan harapan semoga memberi banyak manfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca semua. Penulis juga memohon kepada pihak-pihak terkait untuk dapat memberikan masukan berupa saran maupun kritik untuk memperbaiki hasil tuulisan ini agar menuju ke arah yang lebih baik.





Penulis





AKTUALISASI PENDIDIKAN KARAKTER DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PERILAKU SISWA
(STUDI KASUS DI SMPN 1 SUKAWENING)

A.    Latar Belakang Masalah
Keberhasilan suatu bangsa dalam memperoleh tujuannya tidak hanya ditentukan oleh melimpah ruahnya sumber daya alam, akan tetapi sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa “bangsa yang besar dapat dilihat dari kualitas/ karakter bangsa (manusia) itu sendiri” (Majid Abdul dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Islam, Bandung: Insan Cita Utama, 2010, Cet Ke-1, hlm. 1).
Berbicara tentang kualitas sumber daya manusia, tidak dapat terlepas dari pendidikan. Karena pada dasarnya melalui proses itulah terciptanya karakter-karakter manusia yang selanjutnya akan menentukan sejauhmana besar kecilnya bangsa itu sendiri.
Dari situlah pendidikan dianggap sebagai pilar utama untuk mencetak manusia-manusia berkualitas dan memiliki arti penting bagi kemajuan suatu bangsa. Seperti yang di katakan oleh Socrates tentang tujuan mendasar dari pendidikan adalah membuat seorang menjadi good and smart. Begitu pula yang di tegaskan oleh Sang Nabi terakhir Muhammad saw bahwa misi utama dalam mendidik adalah untuk menyempurnakan akhlak dan mengupayakan pembentukkan karakter yang baik (good character).
Sejatinya, tujuan-tujuan ini telah dapat dibuktikan di masa sekarang dengan melihat dan merasakan kebesaran bangsa kita, karena apa yang dikatakan kedua tokoh (Socrates dan Nabi Muhammad saw) tersebut telah ditetapkan juga sebagai tujuan utama pendidikan sejak beberapa abad silam.
Namun, hal ini menjadi sangat ironis ketika kita memperhatikan kondisi bangsa saat ini. Bukan sebuah kesalahan jika kita mengatakan bangsa kita ini tengah mengalami krisis multidimensi yang berkepanjangan. Banyak yang mengatakan bahwa masalah terbesar yang dihadapi bangsa Indonesia adalah terletak pada aspek moral. Bukti yang dapat kita lihat adalah banyaknya berita dari mulai tentang tawuran antar pelajar,  kasus penggunaan narkoba di kalangan pelajar atau remaja, kasus-kasus asusila yang dilakukan oleh remaja bahkan hingga kasus pembunuhan terhadap orang tua yang pelakunya adalah remaja berpakaian seragam. Secara langsung hal ini merujuk kepada pemahaman kita akan tujuan pendidikan tadi yaitu untuk membentuk moral atau akhlak manusia yang lebih baik.
Beberapa pendapat yang menanggapi hal ini mengatakan bahwa telah hilangnya pendidikan karakter dalam tujuan pendidikan yang disebabkan oleh beberapa paham yang masuk seperti paham personalisme yang menyatakan setiap individu bebas untuk memilih nilai-nilainya sendiri dan tidak bisa dipaksakan oleh siapa pun. Sementara itu tak dapat dielakkan juga sekularisme masyarakat yang telah menumbuhkan ketakutan untuk mengajarkan moralitas di sekolah karena khawatir dianggap sebagai pengajaran doktrin agama. Inilah yang mengusik banyak para pakar kelas dunia, sehingga bermunculan berbagai tawaran pendidikan alternatif. Salah satunya adalah model pendidikan alternatif yang ditawarkan oleh seorang tokoh Indonesia yang bernama Ratna Megawangi yang telah menyelesaikan program Ph.D-nya di Tufts University Amerika, yang disebut “pendidikan karakter”.
Ratna Megawangi berpendapat bahwa pendidikan karakter adalah sebuah usaha mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif pada lingkungannya. Adapun nilai-nilai karakter yang ditanamkan kepada anak-anak adalah nilai-nilai universal yang mana seluruh agama, tradisi dan budaya pasti menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut yang selanjutnya dituangkan dalam kurikulum dan kegiatan anak-anak di sekolah.
Dalam laporan tahunan Character Education Partnership bahkan disebutkan, bahwa pendidikan karakter bagi sekolah bukan lagi sebagai sebuah opsi, tetapi suatu keharusan yang tak terhindarkan. Menindak lanjuti Intruksi Presiden Nomor 01 Tahun 2010 tentang Budaya Karakter Bangsa, Kewirausahaan, dan ekonomi kreatif serta Inpres No. 06 Tahun 2009 tentang ekonomi kreatif, Depdiknas menyelenggarakan rintisan program yang mengaplikasikan nilai-nilai karakter budaya bangsa, kewirausahaan dan ekonomi kreatif.
Secara keseluruhan pada awal sosialisasi program rintisan ini (2010), ada 16 provinsi yang ditunjuk untuk merintis program tersebut. Dari setiap provinsi ditunjuk satu kabupaten dan pada setiap kabupateen/ kota ada tujuh sampai delapan sekolah. Hal ini ditegaskan oleh Feisal Ghazali (pengembang kurikulum balitbang kementrian pendidikan nasional). Dan pada akhirnya pada tahun 2014 semua sekolah diharapkan sudah mengimplementasikan program ini. Meskipun demikian, namun penulis mengambil langkah untuk mencari tahu dan mengukur sejauhmana aktualisasi dari program tersebut sampai saat ini dan bagaimana implementasi yang sudah terukur dari program tersebut. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian yang penulis beri judul “AKTUALISASI PENDIDIKAN KARAKTER dan IMPLEMENTASINYA dalam PERILAKU SISWA (Studi Kasus di SMPN 1 Sukawening Garut)”.
B.     Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang permasalahan di atas, ada beberapa poin yang penulis rumuskan sebagai agenda penelitian yang akan dikaji yaitu:
1.      Bagaimana kondisi perilaku siswa di SMPN 1 Sukawening?
2.      Bagaimana aktualisasi dari pelaksanaan pendidikan karakter di SMPN 1 Sukawening?
3.      Bagaimana implementasi dari aktualisasi pendidikan karakter tersebut dalam perilaku siswa di SMPN 1 Sukawening?

C.     Tujuan Penelitian
Disesuaikan dengan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:
1.      Untuk mengetahui kondisi perilaku siswa di SMPN 1 Sukawening
2.      Untuk mengetahui aktualisasi dari pelaksanaan pendidikan karakter di SMPN 1 Sukawening
3.      Untuk mengetahui implementasi dari aktualisasi pendidikan karakter tersebut dalam perilaku siswa di SMPN 1 Sukawening
D.    Manfaat / Kegunaan Penelitian
Manfaat / kegunaan hasil penelitian ini mencakup dua hal, yaitu:
1.      Manfaat / kegunaan akademik ilmiah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyumbang khasanah ilmu pengetahuan dan mengembangkan Pendidikan Agama Islam. Khususnya di Prodi Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Arqom-Muhammadiyah (STAIDA-M) Garut
2.      Manfaat / Kegunaan Sosial praktis
1)      Hasil penelitian ini di harapkan dapat meningkatkan perilaku baik siswa
2)      Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan selanjutnya bagi guru / pendidik untuk lebih menekankan pada pengajaran karakter terhadap siswa
3)      Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis berupa pengalaman praktis dalam penelitian ilmiah. Sekaligus dapat dijadikan referensi ketika mengamalkan ilmu terutama di lembaga pendidikan.
4)      Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberi sumbangan yang berarti serta dapat menjadi referensi dan pedoman untuk penelitian selanjutnya.


E.                      Kerangka Pemikiran
Pendidikan merupakan suatu keutamaan bagi perkembangan manusia seutuhnya, sesuai dengan apa yang menjadi landasan tujuan pendidikan nasional yang terdapat pada UU no 20 tahun 2003 tentang dasar fungsi dan tujuan pendidikan nasional yaitu Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Allah SWT berfirman dalam Q.S At-Taubah:122, yang artrinya :
“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.”
Ada dua versi yang kami temukan yaitu pada tafsri Al-Misbah karya M. Quraish Shihab dan tafsir Al-Maraghi Karya Ahmad Musthafa Al-Maraghi.Yang pertama mari kita lihat penjelasan yang kami dapatklan dari tfsir Al-Misbah.
Ayat itu menuntun kaum muslimin untuk membagi tugas dengan menegaskan bahwa “Tidak sepatutnya bagi orang-orang mu’min yang selama ini dianjurkan agar bergegas menuju medan perang pergi semua ke medan perang sehingga tidak tersisa lagi yang melaksanakan tugas yang lain”. Jika memang ada panggilan yang bersifat mobilisasi umum maka mengapa tidak pergi dari setiap golongan, yakni kelompok besar diantara mereka beberapa orang dari golongan itu untuk bersungguh-sungguh memperdalam pengetahuan tentang agama sehingga mereka dapat memperoleh manfaat untuk diri mereka dan orang lain dan juga untuk memberi peringatan kepada kaum merka yang menjadi anggota yang di tugaskan oleh Rasulullah SAW.
Dalam hal ini, sebagai umat manusia pada umumnya diperintahkan tidak hanya untuk pergi mengacungkan senjata saja, tapi ada hal lain yaitu mendidik umat supaya menjadi umat yang sesuai dengan fungsi manusia sebagai khalifah di bumi. Sebagai khalifah tentunya harus mempunyai kapasitas dalam masalah pengetahuan dan pengaplikasian yang terbentuk oleh pengetahuan tersebut.
Pendidikan akan mengalami perkembangan sesuai dengan kemajuan social, ekonomi, budaya dan teknologi agar dapat diterima sebagai sebuah pendidikan yang relevan oleh para generasi bangsa dan agama. Maka, pemerintah telah mencanangkan model pendidikan yang berfungsi untuk membentuk karakter siswa agar sesuai dengan apa yang menjadi keinginan pendidik dan pemerintah, model pendidikan ini disebut dengan “ Pendidikan karakter”

F.      Langkah-langkah Penelitian
Untuk melaksanakan penelitian ini, penulis akan menempuh langkah-langkah sebagai berikut :
1.      Menentukan jenis data dan sumber data
a.       Jenis Data
Berdasarkan pada karakteristik masalah, tujuan, dan kerangka pemikiran, dalam hal ini penulis mengambil dan menentukan jenis data kualitatif dengan menggambarkan hasil penelitian tersebut dalam bentuk kalimat atau uraian.
b.      Sumber data
Sumber data adalah subyek dari mana data diperoleh. Adapun sumber data penelitian ini terdiri dari:
1.      Field Literature
Adalah sumber data yang digunakan untuk mencari landasan teori tentang permasalahan yang diteliti dengan menggunakan buku-buku kepustakaan.
2.      Field Research
Adalah sumber data yang diperoleh dari lapangan penelitian, yaitu mencari data dengan cara terjun langsung ke obyek penelitian untuk memperoleh data yang lebih konkrit berkaitan dengan masalah yang diteliti. Sumber data ini ada dua macam, yaitu:
a) Manusia meliputi: kepala sekolah, guru, orang tua dan siswa.
b) Non-manusia meliputi: dokumen sekolah, denah sekolah dan susunan organisasi sekolah.

2.      Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
a.       Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode descriptive dan corelation.
Ø  Descriptive, yaitu metode penelitian yang ditujukan untuk menjelaskan suatu masalah yang bersifat kasuistik dengan cara menggambarkan kasus yang sedang diteliti, berdasarkan hubungan antara teori dengan kenyataan di lapangan. Dalam hal ini gambaran yang akan peneliti buat adalah tentang kondisi perilaku siswa dan gambaran tentang bagaimana aktualisasi penerapan pendidikan karakter terhadap siswa di sekolah tersebut.
Ø  Corelation, yaitu metode penelitian yang ditujukan untuk menjelaskan suatu masalah yang bersifat teoritik dan kausistik dan ditujukan untuk menemukan pola hubungan yang tepat antara dua variabel atau lebih dalam teori dengan kenyataan di lapangan. Korelasi yang di maksud adalah tentang hubungan antara aktualisasi pendidikan karakter dengan implementasi yang tercermin dalam prilaku siswa.
b.      Teknik Pengumpulan Data
Di dalam penelitian, disamping perlu menggunakan metode yang tepat juga perlu memilih teknik dan alat pengumpulan data yang relevan agar di peroleh data yang yang obyektif.
Sedangkan dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teknik diantaranya:
1)      Observasi
Obsevasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistemik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian, pengamatan dan pencatatan ini yang dilakukan terhadap obyek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga berada bersama obyek (S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2003, Cet. 2, hal. 158-159).
Teknik ini peneliti gunakan untuk memperoleh data bagaimana kondisi perilaku siswa serta bagaimana aktualisasi dari penerapan pendidikan karakter di SMPN 1 Sukawening Garut
2)      Interview
Teknik ini peneliti gunakan untuk memperoleh data tentang aktualisasi atau cara menerapkan pendidikan karakter di SMPN 1 Sukawening Garut.
Selain itu dengan teknik ini pula peneliti akan menggali informasi tentang implementasi dari penerapan pendidikan karakter dalam perilaku siswa di sekolah tersebut.
3)      Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara mencari tentang hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, prosedur penelitian; Suatu  Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 1998, hal. 206).
Dengan tehnik ini peneliti akan memperoleh data mengenai kondisi perilaku keseharian siswa, selanjutnya peneliti akan menganalisa data tersebut dan mengkorelasikan dengan data0data yang lainnya.
4)      Angket
Angket adalah teknik pengumpulan data dengan menyarahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden. Angket dapat dipandang sebagai suatu teknik penelitian yanag banyak memiliki kesamana dengan wawancara, kecuali dalam pelaksanaannya, angket dilaksanakan secara tertulis, sedangkan wawancara secara lisan (Yaya Suryana dan Tedi Priatna)
5)      Studi Kepustakaan
Penulis menggunakan buku-buku dan bahan-bahan yang ada hubungan dengan permasalahan yang diteliti. Studi kepustakaan digunakan untuk menggali teori-teori dan konsep-konsep yang dapat dijadikan landasan pemikiran dalam penelitian ini.
3.                  Metode analisis data
Setelah data terkumpul, langkah yang dilakukan adalah menganalisis data yang yang diperoleh melalui teknik-teknik penelitian di atas dan akan dianalisis menggunakan pendekatan logika. Adapun langkah awal dalam analisa data adalah mengorganisasikan data. Yaitu mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, mengkode dan mengkategorikan semua data yang sudah terkumpul.
Dalam penelitian ini data akan dianalisa melalui dua tahap yaitu:
1.      Analisa data ketika peneliti masih di lapangan
2.      Analisa data ketika peneliti menyelesaikan tugas pendataan.
Ketika peneliti masih dalam masa-masa pendataan, usaha penghalusan data telah diusahakan melalui:
1)      Meringkas data yang diperoleh melalui kontak langsung dengan orang, kejadian dan lokasi penelitian
2)      Memberi kode pada data yang diperoleh
3)      Membuat catatan obyektif yang berisikan catatan, klasifikasi dan pengeditan jawaban sebagaimana adanya.
4)      Membuat catatan reflektif yaitu apa yang terasa dan terfikirkan oleh penulis dalam kaitannya dengan catatan obyektif.
5)      Menyimpan data.
Ketika penulis sudah kembali ke lokasi penelitian, tahap-tahap analisis selanjutnya adalah:
1)      Membuat analisis secara keseluruhan dan secara langsung ketika kembali dari lapangan.
2)      Mengklasifikasikan semua data yang sudah terhimpun.
Adapun metode yang digunakan dalam menganalisis adalah metode induktif. Metode ini digunakan untuk menarik kesimpulan dari data-data dan literatur yang penulis gunakan.
Dalam hal ini Ibnu Hadjar menjelaskan bahwa proses penelitian kualitatif mengikuti pola induktif, yakni berangkat dari pengamatan terhadap kenyataan-kenyataan khusus kemudian diabstraksikan dalam bentuk kesimpulan yang bersifat umum (Ibnu Hadjar, Op.Cit, hlm. 34).
Jadi kesimpulan ditarik dari data dan informasi yang sudah dianalisis dengan metode induktif.



G.    Daftar pustaka

Abdul Aziz, Hamka, Drs. MSi (2011) Pendidikan Karakter Berpusat pada HATI : Akhlak Mulia Pondasi Membangun Karakter Bangsa  . Al Mawardi 
Majid, abdul & Andayani, dian (2010) Pendidikan karakter dalam perspektif islam. Bandung : Insan cita utama.
Khan, yahya (2010). Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri. Mendongkrak Kualitas Pendidikan. Pelangi Publishing
Suharsimi Arikunto (1998) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rieneka cipta
Noeng Muhajir ( 1996) Metodologi penelitian kualitatif edisi III. Yogya karta : Rake Sarasin
Halim Abdul (2002) Metodologi pembelajaran agama islam. Jakarta : Ciputat press
Purwanto Ngalim (1998) Ilmu pendidikan teoritis dan praktis. Bandung : Remaja rosda karya
Cik Hasan Basri (2001) Penuntun penyusunan peneliti dan penulisan skripsi bidang ilmu agama islam. Jakarta : Raja grafindo persada
Thoha Chabib (2004) Metodologi Pembelajaran Agama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Rustiyah NK (1998) Strategi belajar mengajar. Jakarta : Rieneka chipta



Tidak ada komentar:

Posting Komentar