KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Alloh
Tuhan Semesta Alam. Atas rahmat dan karunia-Nya penulis diberi kekuatan dan
kesanggupan untuk menyelesaikan penulisan proposal penelitian sebagai syarat
untuk melakukan penelitian mahasiswa. Shalawat dan salam semoga Alloh curah
limpahkan kepada Nabi dan Rosul Alloh, Muhammad SAW.
Penulisan proposal ini
diawali oleh sebuah refleksi atau renungan terhadap fenomena kehidupan yang
ada, baik sebagai individu maupun makhluk sosial. Selanjutnya penulis berharap
banyak dengan diawali oleh penulisan proposal penelitian ini, semoga dapat
berkemang menjadi langkah dalam memecahkan masalah-maslah yang terkait dengan
fenomena tersebut.
Disadari atau tidak,
dalam penulisan proposal ini banyak pihak yang terlibat dan sedikit-banyak telah
memberikan sumbangsinya baik moral, materil maupun imateril. Untuk itu penulis
haturkan banyak terima kasih atas partisipasi yang telah diberikan hingga
selesainya penulisan ini.
Dengan harapan semoga
memberi banyak manfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca
semua. Penulis juga memohon kepada pihak-pihak terkait untuk dapat memberikan
masukan berupa saran maupun kritik untuk memperbaiki hasil tuulisan ini agar
menuju ke arah yang lebih baik.
Penulis
AKTUALISASI
PENDIDIKAN KARAKTER DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PERILAKU SISWA
(STUDI
KASUS DI SMPN 1 SUKAWENING)
A. Latar Belakang Masalah
Keberhasilan suatu bangsa dalam memperoleh tujuannya
tidak hanya ditentukan oleh melimpah ruahnya sumber daya alam, akan tetapi
sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Bahkan ada yang
mengatakan bahwa “bangsa yang besar dapat dilihat dari kualitas/ karakter
bangsa (manusia) itu sendiri” (Majid Abdul dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Islam,
Bandung: Insan Cita Utama, 2010, Cet Ke-1, hlm. 1).
Berbicara tentang kualitas sumber daya manusia, tidak
dapat terlepas dari pendidikan. Karena pada dasarnya melalui proses itulah
terciptanya karakter-karakter manusia yang selanjutnya akan menentukan
sejauhmana besar kecilnya bangsa itu sendiri.
Dari situlah pendidikan dianggap sebagai pilar utama
untuk mencetak manusia-manusia berkualitas dan memiliki arti penting bagi
kemajuan suatu bangsa. Seperti yang di katakan oleh Socrates tentang tujuan
mendasar dari pendidikan adalah membuat seorang menjadi good and smart. Begitu pula yang di tegaskan oleh Sang Nabi
terakhir Muhammad saw bahwa misi utama dalam mendidik adalah untuk
menyempurnakan akhlak dan mengupayakan pembentukkan karakter yang baik (good character).
Sejatinya, tujuan-tujuan ini telah dapat dibuktikan di
masa sekarang dengan melihat dan merasakan kebesaran bangsa kita, karena apa
yang dikatakan kedua tokoh (Socrates dan Nabi Muhammad saw) tersebut telah
ditetapkan juga sebagai tujuan utama pendidikan sejak beberapa abad silam.
Namun, hal ini menjadi sangat ironis ketika kita
memperhatikan kondisi bangsa saat ini. Bukan sebuah kesalahan jika kita
mengatakan bangsa kita ini tengah mengalami krisis multidimensi yang
berkepanjangan. Banyak yang mengatakan bahwa masalah terbesar yang dihadapi
bangsa Indonesia adalah terletak pada aspek moral. Bukti yang dapat kita lihat
adalah banyaknya berita dari mulai tentang tawuran antar pelajar, kasus penggunaan narkoba di kalangan pelajar
atau remaja, kasus-kasus asusila yang dilakukan oleh remaja bahkan hingga kasus
pembunuhan terhadap orang tua yang pelakunya adalah remaja berpakaian seragam.
Secara langsung hal ini merujuk kepada pemahaman kita akan tujuan pendidikan
tadi yaitu untuk membentuk moral atau akhlak manusia yang lebih baik.
Beberapa pendapat yang menanggapi hal ini mengatakan
bahwa telah hilangnya pendidikan karakter dalam tujuan pendidikan yang disebabkan
oleh beberapa paham yang masuk seperti paham personalisme yang menyatakan
setiap individu bebas untuk memilih nilai-nilainya sendiri dan tidak bisa
dipaksakan oleh siapa pun. Sementara itu tak dapat dielakkan juga sekularisme
masyarakat yang telah menumbuhkan ketakutan untuk mengajarkan moralitas di
sekolah karena khawatir dianggap sebagai pengajaran doktrin agama. Inilah yang
mengusik banyak para pakar kelas dunia, sehingga bermunculan berbagai tawaran
pendidikan alternatif. Salah satunya adalah model pendidikan alternatif yang
ditawarkan oleh seorang tokoh Indonesia yang bernama Ratna Megawangi yang telah
menyelesaikan program Ph.D-nya di Tufts University Amerika, yang disebut “pendidikan karakter”.
Ratna
Megawangi berpendapat bahwa pendidikan karakter adalah sebuah usaha mendidik
anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktekkannya
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang
positif pada lingkungannya. Adapun nilai-nilai karakter yang ditanamkan kepada
anak-anak adalah nilai-nilai universal yang mana seluruh agama, tradisi dan
budaya pasti menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut yang selanjutnya dituangkan
dalam kurikulum dan kegiatan anak-anak di sekolah.
Dalam laporan tahunan Character Education Partnership bahkan disebutkan,
bahwa pendidikan karakter bagi sekolah bukan lagi sebagai sebuah opsi, tetapi
suatu keharusan yang tak terhindarkan. Menindak lanjuti Intruksi Presiden Nomor
01 Tahun 2010 tentang Budaya Karakter Bangsa, Kewirausahaan, dan ekonomi
kreatif serta Inpres No. 06 Tahun 2009 tentang ekonomi kreatif, Depdiknas
menyelenggarakan rintisan program yang mengaplikasikan nilai-nilai karakter
budaya bangsa, kewirausahaan dan ekonomi kreatif.
Secara keseluruhan pada awal sosialisasi program rintisan ini (2010), ada
16 provinsi yang ditunjuk untuk merintis program tersebut. Dari setiap provinsi
ditunjuk satu kabupaten dan pada setiap kabupateen/ kota ada tujuh sampai
delapan sekolah. Hal ini ditegaskan oleh Feisal Ghazali (pengembang kurikulum
balitbang kementrian pendidikan nasional). Dan pada akhirnya pada tahun 2014
semua sekolah diharapkan sudah mengimplementasikan program ini. Meskipun
demikian, namun penulis mengambil langkah untuk mencari tahu dan mengukur
sejauhmana aktualisasi dari program tersebut sampai saat ini dan bagaimana
implementasi yang sudah terukur dari program tersebut. Oleh karena itu, penulis
tertarik untuk melakukan sebuah penelitian yang penulis beri judul “AKTUALISASI
PENDIDIKAN KARAKTER dan IMPLEMENTASINYA dalam PERILAKU SISWA (Studi Kasus di
SMPN 1 Sukawening Garut)”.
B.
Rumusan
Masalah
Bertolak dari latar belakang permasalahan di atas, ada
beberapa poin yang penulis rumuskan sebagai agenda penelitian yang akan dikaji
yaitu:
1.
Bagaimana
kondisi perilaku siswa di SMPN 1 Sukawening?
2.
Bagaimana
aktualisasi dari pelaksanaan pendidikan karakter di SMPN 1 Sukawening?
3.
Bagaimana
implementasi dari aktualisasi pendidikan karakter tersebut dalam perilaku siswa
di SMPN 1 Sukawening?
C.
Tujuan
Penelitian
Disesuaikan dengan rumusan masalah di atas, maka yang
menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:
1.
Untuk
mengetahui kondisi perilaku siswa di SMPN 1 Sukawening
2.
Untuk
mengetahui aktualisasi dari pelaksanaan pendidikan karakter di SMPN 1
Sukawening
3.
Untuk
mengetahui implementasi dari aktualisasi pendidikan karakter tersebut dalam
perilaku siswa di SMPN 1 Sukawening
D.
Manfaat
/ Kegunaan Penelitian
Manfaat / kegunaan hasil penelitian ini mencakup dua hal,
yaitu:
1.
Manfaat
/ kegunaan akademik ilmiah
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat menyumbang khasanah ilmu pengetahuan dan mengembangkan Pendidikan Agama
Islam. Khususnya di Prodi Pendidikan
Agama Islam Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi
Agama Islam Darul Arqom-Muhammadiyah (STAIDA-M) Garut
2.
Manfaat /
Kegunaan Sosial praktis
1)
Hasil
penelitian ini di harapkan dapat meningkatkan perilaku baik siswa
2)
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan selanjutnya bagi guru / pendidik
untuk lebih menekankan pada pengajaran karakter terhadap siswa
3)
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis berupa
pengalaman praktis dalam penelitian ilmiah. Sekaligus dapat dijadikan referensi
ketika mengamalkan ilmu terutama di lembaga pendidikan.
4)
Hasil
penelitian ini di harapkan dapat memberi sumbangan yang berarti serta dapat menjadi
referensi dan pedoman untuk penelitian selanjutnya.
E.
Kerangka
Pemikiran
Pendidikan
merupakan suatu keutamaan bagi perkembangan manusia seutuhnya, sesuai dengan
apa yang menjadi landasan tujuan pendidikan nasional yang terdapat pada UU no
20 tahun 2003 tentang dasar fungsi dan tujuan pendidikan nasional yaitu
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Allah
SWT berfirman dalam Q.S At-Taubah:122, yang artrinya :
“Tidak
sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak
pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam
pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya
apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga
dirinya.”
Ada
dua versi yang kami temukan yaitu pada tafsri Al-Misbah karya M. Quraish Shihab
dan tafsir Al-Maraghi Karya Ahmad Musthafa Al-Maraghi.Yang pertama mari kita
lihat penjelasan yang kami dapatklan dari tfsir Al-Misbah.
Ayat
itu menuntun kaum muslimin untuk membagi tugas dengan menegaskan bahwa “Tidak
sepatutnya bagi orang-orang mu’min yang selama ini dianjurkan agar bergegas
menuju medan perang pergi semua ke medan perang sehingga tidak tersisa lagi
yang melaksanakan tugas yang lain”. Jika memang ada panggilan yang bersifat
mobilisasi umum maka mengapa tidak pergi dari setiap golongan, yakni kelompok
besar diantara mereka beberapa orang dari golongan itu untuk bersungguh-sungguh
memperdalam pengetahuan tentang agama sehingga mereka dapat memperoleh manfaat
untuk diri mereka dan orang lain dan juga untuk memberi peringatan kepada kaum
merka yang menjadi anggota yang di tugaskan oleh Rasulullah SAW.
Dalam
hal ini, sebagai umat manusia pada umumnya diperintahkan tidak hanya untuk
pergi mengacungkan senjata saja, tapi ada hal lain yaitu mendidik umat supaya
menjadi umat yang sesuai dengan fungsi manusia sebagai khalifah di bumi.
Sebagai khalifah tentunya harus mempunyai kapasitas dalam masalah pengetahuan
dan pengaplikasian yang terbentuk oleh pengetahuan tersebut.
Pendidikan
akan mengalami perkembangan sesuai dengan kemajuan social, ekonomi, budaya dan
teknologi agar dapat diterima sebagai sebuah pendidikan yang relevan oleh para
generasi bangsa dan agama. Maka, pemerintah telah mencanangkan model pendidikan
yang berfungsi untuk membentuk karakter siswa agar sesuai dengan apa yang
menjadi keinginan pendidik dan pemerintah, model pendidikan ini disebut dengan
“ Pendidikan karakter”
F.
Langkah-langkah
Penelitian
Untuk
melaksanakan penelitian ini, penulis akan menempuh langkah-langkah sebagai
berikut :
1.
Menentukan
jenis data dan sumber data
a.
Jenis
Data
Berdasarkan pada karakteristik masalah, tujuan, dan
kerangka pemikiran, dalam hal ini penulis mengambil dan menentukan jenis data
kualitatif dengan menggambarkan hasil penelitian tersebut dalam bentuk kalimat
atau uraian.
b.
Sumber
data
Sumber data adalah subyek dari mana
data diperoleh. Adapun sumber data penelitian ini terdiri dari:
1.
Field Literature
Adalah sumber data yang digunakan untuk mencari
landasan teori tentang permasalahan yang diteliti dengan menggunakan buku-buku
kepustakaan.
2.
Field Research
Adalah sumber data yang diperoleh dari lapangan
penelitian, yaitu mencari data dengan cara terjun langsung ke obyek penelitian
untuk memperoleh data yang lebih konkrit berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Sumber data ini ada dua macam, yaitu:
a) Manusia meliputi: kepala sekolah, guru, orang tua dan siswa.
b) Non-manusia meliputi: dokumen sekolah, denah sekolah dan susunan organisasi sekolah.
a) Manusia meliputi: kepala sekolah, guru, orang tua dan siswa.
b) Non-manusia meliputi: dokumen sekolah, denah sekolah dan susunan organisasi sekolah.
2.
Metode
Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
a.
Metode
Penelitian
Metode
penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode descriptive dan
corelation.
Ø
Descriptive,
yaitu metode penelitian yang ditujukan untuk menjelaskan suatu masalah yang
bersifat kasuistik dengan cara menggambarkan kasus yang sedang diteliti,
berdasarkan hubungan antara teori dengan kenyataan di lapangan. Dalam hal ini
gambaran yang akan peneliti buat adalah tentang kondisi perilaku siswa dan
gambaran tentang bagaimana aktualisasi penerapan pendidikan karakter terhadap
siswa di sekolah tersebut.
Ø
Corelation,
yaitu metode penelitian yang ditujukan untuk menjelaskan suatu masalah yang
bersifat teoritik dan kausistik dan ditujukan untuk menemukan pola hubungan
yang tepat antara dua variabel atau lebih dalam teori dengan kenyataan di
lapangan. Korelasi yang di maksud adalah tentang hubungan antara aktualisasi
pendidikan karakter dengan implementasi yang tercermin dalam prilaku siswa.
b.
Teknik
Pengumpulan Data
Di
dalam penelitian, disamping perlu menggunakan metode yang tepat juga perlu
memilih teknik dan alat pengumpulan data yang relevan agar di peroleh data yang
yang obyektif.
Sedangkan
dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teknik diantaranya:
1)
Observasi
Obsevasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan
secara sistemik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian, pengamatan
dan pencatatan ini yang dilakukan terhadap obyek di tempat terjadi atau
berlangsungnya peristiwa, sehingga berada bersama obyek (S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan,
Jakarta: Rineka Cipta, 2003, Cet. 2, hal. 158-159).
Teknik ini peneliti gunakan untuk memperoleh data
bagaimana kondisi perilaku siswa serta bagaimana aktualisasi dari penerapan
pendidikan karakter di SMPN 1 Sukawening Garut
2)
Interview
Teknik ini peneliti gunakan untuk memperoleh data tentang
aktualisasi atau cara menerapkan pendidikan karakter di SMPN 1 Sukawening
Garut.
Selain itu dengan teknik ini pula peneliti akan menggali
informasi tentang implementasi dari penerapan pendidikan karakter dalam
perilaku siswa di sekolah tersebut.
3)
Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara mencari tentang hal-hal atau
variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah dan
sebagainya (Suharsimi Arikunto, prosedur penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta,
1998, hal. 206).
Dengan
tehnik ini peneliti akan memperoleh data mengenai kondisi perilaku keseharian
siswa, selanjutnya peneliti akan menganalisa data tersebut dan mengkorelasikan
dengan data0data yang lainnya.
4) Angket
Angket
adalah teknik pengumpulan data dengan menyarahkan atau mengirimkan daftar
pertanyaan untuk diisi oleh responden. Angket dapat dipandang sebagai suatu
teknik penelitian yanag banyak memiliki kesamana dengan wawancara, kecuali
dalam pelaksanaannya, angket dilaksanakan secara tertulis, sedangkan wawancara
secara lisan (Yaya Suryana dan Tedi Priatna)
5)
Studi Kepustakaan
Penulis
menggunakan buku-buku dan bahan-bahan yang ada hubungan dengan permasalahan
yang diteliti. Studi kepustakaan digunakan untuk menggali teori-teori dan
konsep-konsep yang dapat dijadikan landasan pemikiran dalam penelitian ini.
3.
Metode
analisis data
Setelah data
terkumpul, langkah yang dilakukan adalah menganalisis data yang yang diperoleh
melalui teknik-teknik penelitian
di atas dan
akan dianalisis menggunakan pendekatan logika. Adapun langkah awal dalam analisa data adalah
mengorganisasikan data. Yaitu mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, mengkode
dan mengkategorikan semua data yang sudah terkumpul.
Dalam penelitian ini data akan dianalisa melalui dua
tahap yaitu:
1.
Analisa
data ketika peneliti masih di lapangan
2.
Analisa
data ketika peneliti menyelesaikan tugas pendataan.
Ketika peneliti
masih dalam masa-masa pendataan, usaha penghalusan data telah diusahakan
melalui:
1)
Meringkas
data yang diperoleh melalui kontak langsung dengan orang, kejadian dan lokasi
penelitian
2)
Memberi
kode pada data yang diperoleh
3)
Membuat
catatan obyektif yang berisikan catatan, klasifikasi dan pengeditan jawaban
sebagaimana adanya.
4)
Membuat
catatan reflektif yaitu apa yang terasa dan terfikirkan oleh penulis dalam
kaitannya dengan catatan obyektif.
5)
Menyimpan
data.
Ketika penulis
sudah kembali ke lokasi penelitian, tahap-tahap analisis selanjutnya adalah:
1)
Membuat
analisis secara keseluruhan dan secara langsung ketika kembali dari lapangan.
2)
Mengklasifikasikan
semua data yang sudah terhimpun.
Adapun metode yang
digunakan dalam menganalisis adalah metode induktif. Metode ini digunakan untuk
menarik kesimpulan dari data-data dan literatur yang penulis gunakan.
Dalam hal ini Ibnu
Hadjar menjelaskan bahwa proses penelitian kualitatif mengikuti pola induktif,
yakni berangkat dari pengamatan terhadap kenyataan-kenyataan khusus kemudian
diabstraksikan dalam bentuk kesimpulan yang bersifat umum (Ibnu Hadjar, Op.Cit, hlm. 34).
Jadi kesimpulan
ditarik dari data dan informasi yang sudah dianalisis dengan metode induktif.
G.
Daftar pustaka
Abdul
Aziz, Hamka, Drs. MSi (2011) Pendidikan
Karakter Berpusat pada HATI : Akhlak Mulia Pondasi Membangun Karakter Bangsa .
Al Mawardi
Majid,
abdul & Andayani, dian (2010) Pendidikan karakter dalam perspektif islam. Bandung : Insan cita utama.
Khan,
yahya (2010). Pendidikan Karakter
Berbasis Potensi Diri. Mendongkrak Kualitas Pendidikan. Pelangi Publishing
Suharsimi Arikunto (1998) Prosedur penelitian suatu pendekatan
praktek. Jakarta: Rieneka cipta
Noeng Muhajir ( 1996) Metodologi penelitian kualitatif edisi III.
Yogya karta : Rake Sarasin
Halim Abdul (2002) Metodologi pembelajaran agama islam.
Jakarta : Ciputat press
Purwanto Ngalim (1998) Ilmu pendidikan teoritis dan praktis.
Bandung : Remaja rosda karya
Cik Hasan Basri (2001) Penuntun penyusunan peneliti dan penulisan
skripsi bidang ilmu agama islam. Jakarta : Raja grafindo persada
Thoha Chabib (2004) Metodologi Pembelajaran Agama.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Rustiyah NK (1998) Strategi belajar mengajar. Jakarta :
Rieneka chipta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar